Kingdom Archaebacteria - Pengertian, Habitat, Ciri-Ciri, Klasifikasi, dan Contoh

Daftar Isi

habitat archaebacteria
Grand Prismatic Spring di Taman Nasional Yellowstone, AS
(sumber gambar)

Gambar di atas adalah mata air panas yang terletak di Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat. Suhu mata air tersebut berkisar antara 70 °C - 87 °C. Dengan suhu ekstrim tersebut, bakteri pada umumnya tentu tidak dapat bertahan hidup di dalamnya. Akan tetapi, dari sampel mata air yang diteliti, para peneliti ternyata berhasil menemukan organisme yang mampu bertahan hidup di mata air tersebut. Organisme hidup tersebut berasal dari kelompok bakteri yang disebut Archaebacteria.

Di artikel kali ini, akan dikenalkan apa itu kelompok Archaebacteria, di mana saja Archaebacteria dapat ditemukan, apa ciri-ciri Archaebacteria, apa saja jenis Archaebacteria, dan contoh bakteri Archaebacteria.

PENGERTIAN ARCHAEBACTERIA

Perlu diketahui bahwa Archaebacteria dan Archaea adalah 2 istilah berbeda. Archaea adalah salah satu dari 3 domain (2 domain yang lain adalah Bacteria dan Eukaryota). Domain adalah tingkatan takson tertinggi, di atas tingkatan Kindom. Domain Archaea hanya terdiri atas 1 kingdom, yakni Archaebacteria (dalam sistem 6 Kingdom)--yang sedang kita bahas pada artikel kali ini. 

Istilah Archaebacteria berasal dari 2 kata dalam bahasa Yunani 'archaios' yang berarti kuno atau primitif, dan 'bakteria' (tunggal: bakterion) yang berarti tongkat. Disebut kuno atau primitif sebab Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang diduga telah hidup sejak masa awal kehidupan di bumi. Sementara itu, disebut bakteria atau tongkat sebab bakteri pertama yang ditemukan adalah jenis bakteri basil (selnya berbentuk batang).

HABITAT ARCHAEBACTERIA

Sebelumnya telah disebutkan bahwa Archaebacteria diduga telah hidup sejak masa awal kehidupan di bumi. Bumi di awal kehidupan memiliki lingkungan yang ekstrim sementara archaebacteria adalah organisme yang mampu hidup di kondisi ekstrim tersebut. Saat ini, archaebacteria dapat ditemukan hidup di mata air panas (hot springs), daerah dengan kadar garam tinggi (hipersalin), kadar O2 rendah (anaerobik), kadar logam tinggi, hingga di daerah hidrotermal yang diketahui sangat panas. Walaupun demikian, kelompok archaebacteria ternyata ditemukan pula hidup di berbagai habitat umum seperti air tawar, tanah, hingga di permukaan luar maupun dalam tubuh manusia, akan tetapi secara jumlah tentunya lebih banyak hidup di daerah ekstrim. Itulah mengapa archaebacteria disebut sebagai organisme ekstremofil, artinya menyukai tempat-tempat ekstrim.

CIRI-CIRI ARCHAEBACTERIA

Archaebacteria memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut:
  1. Tergolong dalam kelompok prokariotik. Prokariotik secara sederhana berarti tidak memiliki membran inti.
  2. Bersifat kosmopolitan, artinya habitatnya tersebar di seluruh penjuru dunia.
  3. Bereproduksi secara aseksual, yakni melalui pembelahan biner, membentuk tunas, dan fragmentasi.
  4. Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan seperti bakteri pada umumnya.
  5. Dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrim seperti daerah dengan suhu tinggi, suhu rendah, berkadar asam tinggi, dan lain sebagainya.
Adapun ciri lainnya dari Archaebacteria, yakni:
  1. Membran selnya dihubungkan oleh ikatan antar senyawa eter. Berbeda dengan Eubacteria yang terdiri dari ikatan senyawa ester.
  2. Memiliki RNA khas yang berbeda dengan organisme domain Bacteria maupun Eukaryota.
  3. Tidak sensitif terhadap antibiotik yang didesain untuk bakteri, namun sensitif terhadap antibiotik yang didesain untuk eukariotik.

KLASIFIKASI ARCHAEBACTERIA

Berdasarkan habitatnya, Archaebacteria dikelompokkan atas 3, yakni:

a) Termoasidofilik

Termo- artinya panas, -asid- artinya asam, dan -filik artinya suka. Archaebacteria yang mampu hidup di lingkungan bersuhu tinggi dan asam dimasukkan ke dalam kelompok termoasidofilik. Jenis ini menyukai lingkungan bersuhu >55 °C dan dengan tingkat keasaman (pH) <4, misalnya daerah kawah gunung berapi atau mata air panas yang mengandung sulfur. Contoh bakteri archaebacteria jenis termoasidofilik adalah Acidithiobacillus sp., Thermoproteus sp., dan Thiobacillus sp..

b) Halofilik

Halo- artinya garam, sedangkan -filik artinya suka. Halofilik adalah kelompok archaebacteria yang menyukai daerah berkadar garam tinggi (>20 %). Contoh bakteri archaebacteria jenis halofilik adalah Halobacterium sp., Haloarcula sp., dan Halococcus sp..

c) Metanogen

Metan- berarti metana, yakni senyawa dengan rumus kimia CH4. Metana ini dihasilkan sebagai produk samping dari proses respirasi bakteri jenis metanogen. Bakteri metanogen ditemukan di daerah anaerobik (tanpa oksigen) seperti di dalam sedimen atau saluran pencernaan hewan dan manusia. Contoh bakteri metanogen adalah Methanobacterium sp., Methanococcus sp., dan Methanosarcina.

Berdasarkan taksonomi, kingdom Archaebacteria terdiri atas 5 filum utama, yakni:

a) Crenarchaeota

Crenarchaeota adalah filum archaebacteria yang dapat hidup di lingkungan bersuhu sangat tinggi. Semua spesies filum ini adalah organisme akuatik dan diduga sebagai organisme paling melimpah di laut.

b) Euryarchaeota

Euryarchaeota adalah filum archaebacteria yang dapat hidup di lingkungan berkadar garam tinggi, suhu tinggi, atau suhu rendah. Jenis ini juga mampu memproduksi metan (metanogen).

c) Korarchaeota

Korarchaeota adalah filum archaebacteria yang ditemukan hidup di daerah mata air panas atau di sekitar rekahan hidrotermal (hydrothermal vent), sehingga tergolong hipertermofilik.

d) Nanoarchaeota

Nanoarchaeota adalah filum archaebacteria yang hidup melakukan simbiosis dengan spesies Ignicoccus (genus Archaebacteria yang hidup di rekahan hidrotermal).

e) Thaumarchaeota

Thaumarchaeota adalah filum archaebacteria yang menyusun 5% prokariotik dalam tanah. Jenis ini mengoksidasi amonia dalam tanah atau laut.
SUMMARY: Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang ditemukan hidup di lingkungan ekstrim seperti daerah bersuhu tinggi, berkadar garam tinggi, atau berkadar asam tinggi. Secara umum, archaebacteria terbagi atas 3 jenis, yakni termoasidofilik, halofilik, dan metanogen. Termoasidofilik adalah kelompok yang menyukai daerah panas dan asam, halofilik adalah menyukai daerah berkadar garam tinggi, dan metanogen adalah golongan archaebacteria penghasil metan.

REFERENSI ARTIKEL

BD Editors, 2019, Archaebacteria. Biology Dictionary.

Joseph, A., 2017, Chapter 4 - The Role of Oceans in the Origin of Life and in Biological Evolution, Investigating Seafloors and Oceans, Elsevier, Netherlands.

Joy, T., 2018, Types of Archaebacteria. Sciencing.

SouravBio, 2020, Carl Woese’s Classification – Three Domain Classification. Microbiology Note.

Verma, A.K., 2016. Relevancy of Three Domain System of Biological Classification in Modern Context, International Journal on Biological Sciences, 7(1), pp.35-39.

0 Comment:

Post a Comment

/>