Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum: Teknik Penyiapan Media Kultur Mikroorganisme

Daftar Isi

TUJUAN PRAKTIKUM

  1. Untuk mengetahui cara pembuatan media padat dan media pada cawan petri.
  2. Untuk mengetahui cara pembuatan media sintetik dan media semisintetik.

DASAR TEORI

Media adalah campuran umum nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk isolasi dan inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu sumber energi misalnya gula, nitrogen, ion inorganik esensial, dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin (Yusmaniar, dkk., 2017).
Oleh karena adanya keanekaragaman jenis mikroorganisme dan perbedaan jalur metabolik, terdapat berbagai jenis media. Bahkan perbedaan kecil pada komposisi dari suatu media dapat menyebabkan perbedaan pertumbuhan pada suatu organisme (Atlas, 2010). Jenis media pertumbuhan berdasarkan bentuknya terdiri atas media cair (broth), padat (agar), atau semipadat (semisolid). Pertumbuhan bakteri pada media cair ditandai dengan kekeruhan media, sedangkan pada media padat ditandai dengan terbentuknya koloni. Media semipadat umumnya dipergunakan untuk melihat motilitas bakteri (Murwani, 2015).
Menurut Hogg (2005), jenis media berdasarkan susunan kimianya terbagi atas media alamiah dan non-alamiah. Media alamiah disebut pula media tak terdefinisi karena komposisi kimianya tidak diketahui. Sebaliknya, media non-alamiah disebut pula media terdefinisi karena komposisi kimianya diketahui.
Berdasarkan fungsinya, media dibagi atas:
  1. Media diperkaya (enriched media), yakni jenis media yang digunakan untuk meningkatkan laju pertumbuhan mikroorganisme.
  2. Media selektif (selective media), yakni jenis media yang memungkinkan pertumbuhan dari suatu atau kelompok mikroorganisme tertentu, seringkali digunakan untuk menekan pertumbuhan organisme tertentu.
  3. Media diferensial (differential media), yakni jenis media yang menyebabkan perubahan pada pertumbuhan koloni mikroorganisme tertentu dalam kultur yang sama (Hogg, 2005).
  4. Media penguji (assay media), yakni jenis media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin, asam amino, antibiotik, dan lain-lain.
  5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba, yakni media spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah bakteri, Actinomycetes, dan lain-lain.
  6. Media umum (basal media), yakni media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba.
  7. Media khusus, yakni media untuk menentukan pertumbuhan mikroba dan kemampuannya mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu (Dwyana, 2019).

PROSEDUR KERJA

1. Media NA (Nutrient Agar)

a. Prosedur Kerja (2 g/100 mL)
  1. Timbang 2 g bubuk NA menggunakan timbangan digital.
  2. Masukkan bubuk NA ke dalam gelas kimia dan larutkan ke dalam 100 mL akuades.
  3. Panaskan larutan menggunakan hotplate agar homogen.
  4. Masukkan larutan ke dalam erlenmeyer dan tutup menggunakan aluminium foil.
  5. Sterilkan media menggunakan otoklaf.
b. Komposisi Media
  • Beef extract, sebagai sumber protein, nitrogen, vitamin, serta karbohidrat bagi mikroba.
  • Pepton, sebagai sumber protein.
  • Agar, sebagai bahan pemadat media karena sifatnya yang mudah membeku dalam suhu ruang dan sulit diuraikan.
  • Akuades, sebagai pelarut.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media sintetik karena terdiri atas bahan-bahan kimia sintetik sehingga telah diketahui komposisinya secara pasti. Berdasarkan konsistensinya merupakan media padat karena mengandung bahan agar. Berdasarkan fungsinya merupakan media umum karena digunakan untuk menumbuhkan semua jenis mikroba.

2. Media PDA (Potato Dextrose Agar)

a. Prosedur Kerja (20 g/100 mL, 2 g glukosa, 2 g agar)
  1. Kupas dan bersihkan kentang.
  2. Setelah dipotong dadu, timbang kentang sebanyak 20 g.
  3. Rebus kentang dalam 100 mL akuades menggunakan hotplate.
  4. Timbang agar dan glukosa masing-masing 2 g.
  5. Masukkan agar dan glukosa ke dalam erlenmeyer.
  6. Takar 100 mL ekstrak kentang. Tambahkan akuades jika kurang dari 100 mL, lalu masukkan kembali ke dalam erlenmeyer.
  7. Panaskan kembali menggunakan hotplate agar homogen.
  8. Sterilkan media PDA menggunakan otoklaf.
b.Komposisi Media
  • Ekstrak kentang, sebagai sumber karbohidrat bagi mikroba.
  • Dekstrosa, berupa gugusan gula (monosakarida atau polisakarida) sebagai sumber karbohidrat.
  • Agar, sebagai bahan pemadat media karena memiliki sifat mudah membeku dalam suhu ruang dan sulit diuraikan.
  • Akuades, sebagai pelarut.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media semi-sintetik karena merupakan campuran dari bahan alamiah (kentang) dan non-alamiah (dekstrosa dan agar). Berdasarkan konsistensinya merupakan media padat karena mengandung bahan agar. Berdasarkan fungsinya merupakan media umum karena digunakan untuk menumbuhkan semua jenis mikroba (fungi).

3. Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)

a. Prosedur Kerja (3,7 g/100 mL)
  1. Timbang 3,7 g bubuk EMBA menggunakan timbangan digital.
  2. Masukkan bubuk EMBA ke dalam gelas kimia dan larutkan ke dalam 100 mL akuades.
  3. Panaskan larutan menggunakan hotplate agar homogen.
  4. Masukkan larutan ke dalam erlenmeyer dan tutup menggunakan aluminium foil.
  5. Sterilkan media menggunakan otoklaf.
b. Komposisi Media
  • Eosin Y, sebagai indikator pH serta menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif.
  • Methylene blue, sebagai indikator pH serta menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif.
  • Pepton, sebagai sumber protein bagi mikroba.
  • Laktosa, sebagai sumber karbohidrat.
  • Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat.
  • Dipotassium phosphate, sebagai bahan elektrolit dan pemberi keseimbangan osmotik.
  • Agar, sebagai bahan pemadat media karena memiliki sifat mudah membeku dalam suhu ruang dan sulit diuraikan.
  • Akuades, sebagai pelarut.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media sintetik karena terdiri atas bahan-bahan kimia sintetik sehingga telah diketahui komposisinya secara pasti. Berdasarkan konsistensinya merupakan media padat karena mengandung bahan agar. Berdasarkan fungsinya merupakan media selektif dan diferensial. Media EMBA termasuk media selektif karena menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif dan mendorong pertumbuhan bakteri Gram-negatif. Sedangkan media EMBA termasuk pula media diferensial karena menyebabkan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan jenis mikroba yang tumbuh.

4. Media MSA (Mannitol Salt Agar)

a. Prosedur Kerja (11,1 g/100 mL)
  1. Timbang 11,1 g bubuk MSA menggunakan timbangan digital.
  2. Masukkan bubuk MSA ke dalam gelas kimia dan larutkan ke dalam 100 mL akuades.
  3. Panaskan larutan menggunakan hotplate agar homogen.
  4. Masukkan larutan ke dalam erlenmeyer dan tutup menggunakan aluminium foil.
  5. Sterilkan media menggunakan otoklaf.
b. Komposisi Media
  • Beef extract, sebagai sumber protein, nitrogen, vitamin, serta karbohidrat bagi mikroba.
  • Pepton, sebagai sumber protein.
  • NaCl, sebagai bahan penghambat tumbuhnya bakteri lain selain Staphylococci.
  • Manitol, sebagai sumber karbohidrat.
  • Agar, sebagai bahan pemadat media karena sifatnya yang mudah membeku dalam suhu ruang dan sulit diuraikan.
  • Akuades, sebagai pelarut.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media sintetik karena terdiri atas bahan-bahan kimia sintetik sehingga telah diketahui komposisinya secara pasti. Berdasarkan konsistensinya merupakan media padat karena mengandung bahan agar. Berdasarkan fungsinya merupakan media selektif dan diferensial. Media MSA termasuk media selektif karena menghambat pertumbuhan bakteri lain selain Staphylococci. Sedangkan media EMBA termasuk pula media diferensial karena menyebabkan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan jenis mikroba yang tumbuh.

5. Media MHA (Mueller Hinton Agar)

a. Prosedur Kerja (3,8 g/100 mL)
  1. Timbang 3,8 g bubuk MHA menggunakan timbangan digital.
  2. Masukkan bubuk MHA ke dalam gelas kimia dan larutkan ke dalam 100 mL akuades.
  3. Panaskan larutan menggunakan hotplate agar homogen.
  4. Masukkan larutan ke dalam erlenmeyer dan tutup menggunakan aluminium foil.
  5. Sterilkan media menggunakan otoklaf.
b. Komposisi Media
  • Beef extract, sebagai sumber nutrisi seperti protein, nitrogen, vitamin, serta karbohidrat bagi mikroba.
  • Kasein hidrosilat, sebagai sumber nutrisi seperti protein, nitrogen, vitamin, serta karbohidrat.
  • Pati, sebagai sumber karbohidrat dan dapat menyerap metabolit sekunder yang bersifat racun.
  • Agar, sebagai bahan pemadat media karena sifatnya yang mudah membeku dalam suhu ruang dan sulit diuraikan.
  • Akuades, sebagai pelarut.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media sintetik karena terdiri atas bahan-bahan kimia sintetik sehingga telah diketahui komposisinya secara pasti. Berdasarkan konsistensinya merupakan media padat karena mengandung bahan agar. Berdasarkan fungsinya merupakan media umum karena digunakan untuk menumbuhkan semua jenis mikroba.

6. Media NB (Nutrient Broth)

a. Prosedur Kerja (1,3 g/100 mL)
  1. Timbang 1,3 g bubuk NB menggunakan timbangan digital.
  2. Masukkan bubuk NB ke dalam gelas kimia dan larutkan ke dalam 100 mL akuades.
  3. Jika diperlukan, panaskan larutan menggunakan hotplate agar homogen.
  4. Masukkan larutan ke dalam erlenmeyer dan tutup menggunakan aluminium foil.
  5. Sterilkan media menggunakan otoklaf.
b. Komposisi Media
  • Pepton, sebagai sumber nitrogen.
  • Natrium klorida, berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik media.
  • Ekstrak ragi, sebagai sumber karbon dan vitamin.
  • Akuades, sebagai pelarut.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media sintetik karena terdiri atas bahan-bahan kimia sintetik sehingga telah diketahui komposisinya secara pasti. Berdasarkan konsistensinya merupakan media cair karena tidak mengandung bahan agar. Berdasarkan fungsinya merupakan media umum karena digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri.

7. Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

a. Prosedur Kerja (6,5 g/100 mL)
  1. Timbang 6,5 g bubuk TSIA menggunakan timbangan digital.
  2. Masukkan bubuk TSIA ke dalam gelas kimia dan larutkan ke dalam 100 mL akuades.
  3. Panaskan larutan menggunakan hotplate agar homogen.
  4. Masukkan larutan ke dalam tiap tabung reaksi sebanyak 7 mL dan tutup menggunakan kapas.
  5. Sterilkan media menggunakan otoklaf.
b. Komposisi Media
  • Ekstrak ragi, sebagai sumber karbon dan nitrogen.
  • Beef extract, sebagai sumber karbon.
  • Natrium tiosulfat, sebagai sumber mineral dan energi.
  • Besi sitrat, sebagai penerima elektron untuk membentuk H2S dan sebagai bahan buffer.
  • Pepton protease, sebagai sumber nitrogen.
  • Natrium klorida, berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik media.
  • Phenol red, sebagai indikator.
  • Glukosa, laktosa, dan sukrosa, sebagai sumber gula yang akan difermentasi oleh bakteri.
  • Akuades, sebagai pelarut.
  • Agar, sebagai pemadat media.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media sintetik karena terdiri atas bahan-bahan kimia sintetik sehingga telah diketahui komposisinya secara pasti. Berdasarkan konsistensinya merupakan media padat karena mengandung bahan agar. Berdasarkan fungsinya merupakan media diferensial karena komposisi media TSIA menyebabkan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan jenis bakteri yang tumbuh.

8. Media SIM (Sulfide Indole Motility)

a. Prosedur Kerja (3 g/100 mL)
  1. Timbang 3 g bubuk SIM menggunakan timbangan digital.
  2. Masukkan bubuk SIM ke dalam gelas kimia dan larutkan ke dalam 100 mL akuades.
  3. Panaskan larutan menggunakan hotplate agar homogen.
  4. Masukkan larutan ke dalam tiap tabung reaksi sebanyak 3 mL dan tutup menggunakan kapas.
  5. Sterilkan media menggunakan otoklaf.
b. Komposisi Media
  • Ekstrak ragi, sebagai sumber karbon dan vitamin.
  • Natrium tiosulfat, sebagai sumber mineral dan energi.
  • Besi amonium sulfat, sebagai sumber besi dan indikator produksi H2S.
  • Casein peptone, sebagai penyedia tripton. 
  • Akuades, sebagai pelarut.
  • Agar, sebagai pemadat media.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media sintetik karena terdiri atas bahan-bahan kimia sintetik sehingga telah diketahui komposisinya secara pasti. Berdasarkan konsistensinya merupakan media semi-solid karena memiliki konsentrasi agar kurang dari 0,5%. Berdasarkan fungsinya merupakan media diferensial karena komposisi media SIM menyebabkan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan jenis bakteri yang tumbuh.

9. Media MR-VP (Methyl Red – Voges Proskauer)

a. Prosedur Kerja (1,7 g/100 mL)
  1. Timbang 1,7 g bubuk MR-VP menggunakan timbangan digital.
  2. Masukkan bubuk MR-VP ke dalam gelas kimia dan larutkan ke dalam 100 mL akuades.
  3. Jika diperlukan, panaskan larutan menggunakan hotplate agar homogen.
  4. Masukkan larutan ke dalam tiap tabung reaksi sebanyak 5 mL dan tutup menggunakan kapas.
  5. Sterilkan media menggunakan otoklaf.
b. Komposisi Media
  • Pepton, sebagai sumber nitrogen.
  • Dextrose, sebagai sumber gula yang akan difermentasi oleh bakteri.
  • Dipotasium fosfat, sebagai bahan elektrolit dan untuk menjaga keseimbangan osmotik.
  • Akuades, sebagai pelarut.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media sintetik karena terdiri atas bahan-bahan kimia sintetik sehingga telah diketahui komposisinya secara pasti. Berdasarkan konsistensinya merupakan media cair karena tidak mengandung bahan agar. Berdasarkan fungsinya merupakan media diferensial karena komposisi media SIM menyebabkan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan jenis bakteri yang tumbuh.

10. Media Simmons Citrate Agar

a. Prosedur Kerja (2,42 g/100 mL)
  1. Timbang 2,42 g bubuk Simmons Citrate menggunakan timbangan digital.
  2. Masukkan bubuk Simmons Citrate ke dalam gelas kimia dan larutkan ke dalam 100 mL akuades.
  3. Panaskan larutan menggunakan hotplate agar homogen.
  4. Masukkan larutan ke dalam tiap tabung reaksi sebanyak 5 mL dan tutup menggunakan kapas.
  5. Sterilkan media menggunakan otoklaf.
b. Komposisi Media
  • Magnesium sulfat, sebagai kofaktor untuk berbagai reaksi metabolik.
  • Amonium dihidrogen fosfat, sebagai satu-satunya sumber nitrogen.
  • Dipotasium fosfat, sebagai bahan elektrolit dan untuk menjaga keseimbangan osmotik.
  • Natrium sitrat, sebagai satu-satunya sumber karbon.
  • Natrium klorida, berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik media.
  • Bromtimol biru, sebagai indikator pH.
  • Akuades, sebagai pelarut.
  • Agar, sebagai pemadat media.
c. Jenis Media
Berdasarkan susunan kimianya merupakan media sintetik karena terdiri atas bahan-bahan kimia sintetik sehingga telah diketahui komposisinya secara pasti. Berdasarkan konsistensinya merupakan media padat karena mengandung bahan agar. Berdasarkan fungsinya merupakan media diferensial karena komposisi media Simmons Citrate menyebabkan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan jenis bakteri yang tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA

Atlas, R.M., 2010, Handbook of  Microbiology Media, 4th Edition, CRC Press, Boca Raton, Florida.

Dwyana, Z., 2019, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Murwani, S., 2015, Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner, Universitas Brawijaya Press, Malang.

Hogg, S., 2005, Essential Microbiology, John Wiley and Sons, Inc., Chichester, Inggris.

Yusmaniar, Wardiyah, dan K. Nida, 2017, Bahan Ajar Farmasi: Mikrobiologi dan Parasitologi, Kemenkes RI, Jakarta.



Tidak untuk disalin! 

Artikel ini dibagikan untuk memberi contoh dan menginspirasi:)

0 Comment:

Post a Comment

/>