BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan sebagai ciri makhluk hidup merupakan dua hal yang saling berkaitan. Pertumbuhan (growth) merujuk pada pertambahan jumlah sel yang mengakibatkan pertambahan volume sementara perkembangan (development) merujuk pada diferensiasi sel. Pertumbuhan terkait masalah pertambahan ukuran dan jumlah yang kemudian diikuti oleh perkembangan menyangkut proses diferensiasi sel dalam membentuk struktur dan fungsi tertentu (Syamsussabri, 2013).
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang makhluk hidup. Faktor tersebut dibagi dalam dua jenis, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Proses pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil dari interaksi kedua jenis faktor tersebut (Honggowiyono, 2015).
Pertumbuhan pada akhirnya akan mencapai suatu titik akhirnya. Pada saat itu, hasil yang ditunjukkan adalah berupa pertambahan berat, panjang maupun tinggi badan, lingkar tubuh serta bertambahnya kekuatan otot-otot dan tulang. Kemudian dilanjutkan oleh proses perkembangan yang bersifat kualitatif sehingga organ tubuh pun menjadi lebih sempurna (Honggowiyono, 2015).
Dalam praktikum, akan dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan sampel untuk kemudian dikorelasikan dengan umur sampel. Dengan itu dapat diketahui bagaimana hubungan antara proses pertumbuhan dan perkembangan dengan usia suatu sampel.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui apakah tinggi badan, berat badan dan umur memiliki korelasi, dari sampel mahasiswa yang diukur, mengevaluasi Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Kebutuhan Energi Basal (KEB) berdasarkan berat badan.
- Melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan parameter fisik dalam lingkungan.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
I.3.1 Waktu
Adapun waktu percobaan ini dilaksanakan pada hari --------------- pukul 13.45 WITA hingga selesai.
I.3.2 Tempat
Adapun tempat percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Dasar, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Secara etimologis, pertumbuhan berasal dari kata dasar tumbuh yang berarti bertambah besar atau sempurna. Sedangkan secara terminologis atau secara istilah, pertumbuhan merupakan perubahan yang tampak pada ciri fisiologis sebagai hasil dari adanya proses pematangan fungsi fisik yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Proses pematangan fungsi-fungsi fisik tersebut hanya akan berlangsung secara normal pada kondisi fisik yang baik (Ikalor, 2013).
Pertumbuhan merupakan suatu proses yang bersifat kuantitatif. Sifat kuantitatif tersebut meliputi pertambahan ukuran, baik itu volume, bobot maupun jumlah sel. Pertumbuhan itu juga bersifat irreversible, artinya hasil pertumbuhan itu tidak akan kembali pada ukurannya yang semula (Syamsussabri, 2013).
Secara etimologis, perkembangan berasal dari kata kembang yang berarti maju atau menjadi lebih baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kualitatif karena mengacu pada penyempurnaan struktur dan fungsi serta berjalan sepanjang hidup makhluk hidup tersebut. Adapun secara terminologis, perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tertentu menjadi lebih kompleks. Proses berupa proses diferensiasi sel, jaringan, organ dan sistem organ hingga berkembang dan dapat memenuhi fungsinya masing-masing (Ikalor, 2013).
II.2 Perbedaan Mendasar Pertumbuhan dan Perkembangan
Jika merujuk pada pengertian pertumbuhan dan perkembangan, maka diketahui perbedaan mendasar kedua hal tersebut terletak pada sifatnya. Pertumbuhan memiliki sifat kuantitatif, yang berarti mencakup jumlah sehingga dapat diukur. Contoh pertumbuhan itu misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi dan bertambahnya panjang pada rambut. Sementara perkembangan memiliki sifat kualitatif, yang berarti mencakup sifat dan kemampuannya serta psikis individu, yakni setelah mencapai kesempurnaannya (Syamsussabri, 2013).
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan juga dapat dilihat dari lama prosesnya. Proses pertumbuhan hanya berjalan dalam kurun waktu tertentu. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan bersifat irreversible atau tidak akan terjadi pengurangan jumlah atau volume (Syamsussabri, 2013). Sementara proses perkembangan berjalan hingga akhir hayat. Berbanding terbalik dari sifat pertumbuhan, proses perkembangan bersifat reversible atau dapat bekerja bolak-balik (Ikalor, 2013).
II.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang makhluk hidup. Faktor tersebut dibagi dalam dua jenis, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Proses pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil dari interaksi kedua jenis faktor tersebut (Honggowiyono, 2015).
II.3.1 Faktor Internal
- Gen, yakni faktor yang bersifat tetap. Artinya sifat yang diherediterkan oleh material genetik tidak akan berubah sepanjang kehidupannya. Contohnya jenis kelamin, ras, warna dan jenis rambut, warna mata, pertumbuhan fisik dan lain-lain.
- Hormon, yakni sebagai pengontrol sistem tubuh makhluk hidup. Contohnya keberadaan fitohormon seperti hormon asam traumalin yang membentuk kalus untuk menutup luka pada tumbuhan (Campbell, dkk., dalam Adinugraha, dkk., 2012).
II.3.2 Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang memberikan pengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan mencakup asupan nutrisi dan perlakuan yang diterima makhluk hidup tersebut (yang dalam hal ini meliputi suhu, cahaya matahari, kelembapan, dan lain sebagainya) (Ikalor, 2013). Khusus pada tumbuhan sendiri, air, udara, dan zat-zat hara merupakan kontribusi penting bagi pertumbuhan tumbuhan (Campbell, dkk., 2004). Contohnya kebutuhan nutrisi berupa mineral bagi biji tanaman. Dengan adanya mineral, maka suatu biji dapat terus tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan dewasa yang utuh (Sawan, 2013).
II.4 Jenis-Jenis Pertumbuhan
Terdapat 3 jenis pertumbuhan, antara lain (Umar dan Dody, 2015):
- Pertumbuhan allometrik, yakni pertumbuhan yang memunculkan variasi pertumbuhan yang relatif pada berbagai bagian tubuh organisme.
- Pertumbuhan determinan, yakni jenis pertumbuhan yang akan berhenti setelah mencapai ukuran tertentu.
- Pertumbuhan intermediat, yakni jenis pertumbuhan yang berlangsung secara terus menerus sepanjang hidupnya.
II.5 Hubungan Korelasi antara Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan sebagai ciri makhluk hidup merupakan dua hal yang saling berhubungan. Pertumbuhan (growth) merujuk pada pertambahan jumlah sel yang akan mengakibatkan pertambahan volume sementara perkembangan (development) merujuk pada diferensiasi sel dalam pembentukan struktur dan fungsi tertentu. Pertumbuhan terkait masalah pertambahan ukuran dan jumlah yang kemudian diikuti oleh perkembangan menyangkut proses diferensiasi sel dalam membentuk struktur dan fungsi tertentu (Syamsussabri, 2013).
Dalam kehidupan suatu organisme, terdapat dua proses yang beroperasi secara berkesinambungan. Kedua proses tersebut adalah pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat interdepedensi atau saling bergantung satu sama lain (Ikalor, 2013). Sementara menurut Syamsussabri (2013), perkembangan dan pertumbuhan merupakan dua proses yang tidak dapat dipisahkan. Proses perkembangan itu terjadi baik secara bersamaan atau setelah terjadinya proses pertumbuhan. Karena ketergantungan itu, pertumbuhan yang normal pun akan menghasilkan perkembangan yang normal pula. Begitu pula sebaliknya, jika pada proses pertumbuhan terjadi penyimpangan karena adanya faktor tertentu, maka selanjutnya proses perkembangan pun tidak akan berjalan normal. Kedua proses tersebut merupakan proses perubahan yang bersifat progresif, yakni bersifat maju, meningkat dan menjadi lebih baik.
Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif, di mana proses ini mencakup pertambahan jumlah sel sehingga berpengaruh pada pertambahan volume. Sementara perkembangan merupakan perubahan dengan sifat kualitatif, yakni mencakup masalah penyempurnaan struktur dan fungsi tertentu melalui tahapan diferensiasi sel. Walaupun saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain, kedua proses ini memiliki perbedaan yang menonjol. Perbedaan itu ada pada sifat pertumbuhan yang irreversible sedangkan perkembangan bersifat reversible. Maka dari itu, pertumbuhan memiliki batasan waktu dalam menjalani prosesnya sedangkan perkembangan yang terjadi baik secara bersamaan maupun setelah terjadinya pertumbuhan berlangsung selama sel itu hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal yang mencakup gen dan hormon serta faktor eksternal yang mencakup lingkungan dan nutrisi. Kebutuhan tumbuhan dan hewan berbeda, sehingga memiliki faktor pertumbuhan dan perkembangannya masing-masing. Jika dalam masa pertumbuhan, terdapat satu maupun lebih faktor yang tidak dimiliki organisme itu, maka akan terjadi pertumbuhan tak normal yang tentu akan diikuti dengan perkembangan yang tidak normal pula.
Hal tersebut dikarenakan adanya kaitan erat antara proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat sifat interdepensi satu sama lain sehingga kedua proses tersebut akan saling memengaruhi. Kedua proses tersebut bekerja saling memberikan pengaruh pada jangka waktunya masing-masing dengan sifatnya yang progresif, yakni maju atau meningkat untuk mendapatkan struktur dan fungsi yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, H., A., Mahfudz, Ekawati, W., M. dan Sih, H.. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Tunas pada Bibit Nyamplung Hasil Pembiakan dengan Teknik Sambungan. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 6(2):91-102.
Campbell, N.A., Jane, B.R., Lisa, A.U., Michael, L.C., Steven, A.W., Peter,
V.M. dan Robert, B.J.. 2004. Biology Eleventh Edition. Pearson Education,
Inc.. New York.
Honggowiyono, P.. 2015. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik. Penerbit Gunung
Samudera. Malang.
Ikalor, A.. 2013. Pertumbuhan
dan Perkembangan. Jurnal Pertumbuhan
dan Perkembangan. 7(1):1-6.
Sawan, Z.M.. 2013. Direct
and residual effects of plant nutrition’s and plant growth retardants, on
cottonseed. Journal of Agricultural
Sciences. 4(12A):66-88.
Syamsussabri, M.. 2013. Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik. Jurnal Perkembangan Peserta Didik. 1(1):1-8.
Umar, M.R. dan Dody, P.. 2015. Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Paragraf yang tidak memiliki rujukan, mengikuti rujukan paragraf sebelumnya. Kecuali beberapa paragraf terakhir yang merupakan rangkuman.
Tidak untuk disalin!
Artikel ini dibagikan untuk memberi contoh dan menginspirasi:)
0 Comment:
Post a Comment