Keselamatan Kerja, MSDS, dan Alat-Alat Laboratorium

BAHAN KIMIA BERBAHAYA

    Berdasarkan Kepmen 187 tahun 1999 bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan. Berikut ini yang termasuk kategori bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang mempunyai sifat memancarkan radiasi, mudah meledak, mudah menyala atau terbakar, oksidator, racun, karsinogenik, iritasi, sensitisasi, teratogenik, mutagenik, dan korosif (Rahayu dan Sari, 2008).

SIMBOL ZAT KIMIA BERBAHAYA


explosive material symbol, hazard symbol
Simbol Bahan Mudah Meledak
    Bahan kimia mudah meledak adalah bila reaksi kimia bahan tersebut menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan di sekelilingnya. Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dan lain-lain. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut, kuantitas harus dijaga sekecil atau sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak: R1, R2 dan R3.

flammable material symbol, hazard symbol
Simbol Bahan Mudah Terbakar
    Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21ºC dan +55ºC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar. Gas mudah terbakar dalam industri misaInya adalah gas alam, hidrogen, asetilen, etilen oksida.

highly flammable material symbol, hazard symbol
Simbol Bahan Sangat Mudah Terbakar
    Bahan-bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ atau sangat mudah terbakar adalah bahan-bahan yang sangat mudah terbakar dalam temperatur tinggi. Bahan ini mempunyai titik nyala rendah, yakni di bawah +21ºC. Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar: R11.
extremely flammable material symbol, hazard symbol
Simbol Bahan Amat Sangat Mudah Terbakar
    Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi ini merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah, yakni di bawah 0 ºC dan titik didih rendah dengan titik didih awal yakni di bawah +35ºC.
    Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12. Contoh bahan adalah dietil eter (cairan) dan propana (gas). Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solvent dan agen pengering.

corrosive material symbol, hazard symbol
Simbol Bahan Korosif
    Zat dengan simbol ini menandakan bahwa zat tersebut dapat menyebabkan kerusakan total pada jaringan hidup dan peralatan logam. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan kulit, pakaian dan mata serta tidak menarik napas atau mengisap uap ketika bahan bersifat korosif digunakan. Bahan kimia korosif antara lain adalah asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCI), natrium hidroksida (NaOH), dan gas belerang dioksida (SO2). Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.

toxic material symbol, hazard symbol
Simbol Bahan Beracun
    Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ atau beracun dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingesti), atau kontak dengan kulit.
Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24, R25, R45, R40, R47, R46, R40 dan R4.

oxidizing agent symbol, hazard symbol
Simbol Bahan Pengoksidasi
    Bahan bersimbol pengoksidasi dapat terbakar jika dioksidasi. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.

irritant material symbol, hazard symbol
Simbol Bahan Iritan
    Bahan iritan adalah bahan yang dapat menimbulkan kerusakan atau peradangan atau sensitisasi bila kontak dengan permukaan tubuh yang lembab seperti kulit, mata dan saluran pernapasan. Bahan iritan pada umumnya adalah bahan korosif. Frase-R : R36, R37, R38 dan R41. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida, dan asam basa encer.

dangerous for the environment, hazard symbol
Simbol Berbahaya bagi Lingkungan
    Bahan dengan simbol tersebut dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu terhadap gangguan ekologi. Frase-R-nya antara lain: R50, R51, R52 dan R53. Contoh bahan meliputi tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.

very toxic material symbol
Simbol Bahan Sangat Beracun
    Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Frase-R untuk bahan sangat beracun: R26, R27, dan R28. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hidrogen sulfida, nitrobenzene, dan atripin.

MATERIAL SAFETY DATA SHEET

1. Asam Klorida (HCl)

1.1 Identifikasi
Nomor produk: 4420
Nama produk: Asam klorida 50% v/v
Rumus kimia: HCl
C.A.S: CAS# 7647-01-1
Kesehatan: 3
Kemungkinan terbakar: 0
Reaktivitas: 0
1.2 Komposisi
Bahan: Asam Klorida 50% CAS# No.7647-01-0
Batas penggunaan: 5 ppm, 7 mg/m3
1.3 Pengenalan Bahaya
    Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar. Berbahaya jika ditelan. Hindari uap ataupun asapnya. Gunakan dalam ventilasi cukup. Hindari kontak dengan mata, kulit atau pakaian. Cuci tangan dengan bersih setelah memegang. Simpan rapat-rapat.
1.4 Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama: Panggil dokter
Kulit
    Bila terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15 menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Bersihkan secara menyeluruh pakaian dan sepatu sebelum digunakan lagi.
Mata
    Basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup kelopak mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
Pernapasan
    Segera cari udara segar. Jika tidak bisa bernapas, berikan pernapasan buatan, jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
Tertelan
    Berikan beberapa gelas susu atau air. Akan terjadi beberapa kali muntah, tapi jangan dipaksakan. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut orang yang tidak sadar.
1.5 Tata Cara Penanggulangan Kebakaran
Tipe pemadam kebakaran
Semua jenis pemadam.
Bahaya ledakan
Dekomposisi pada kondisi panas menghasilkan banyak uap beracun
Prosedur terhadap api
    Gunakan alat bantu pernapasan dan pakaian pelindung untuk mencegah kontak dengan kulit dan pakaian.
1.6 Tata Cara Penanggulangan Tumpahan
    Serap tumpahan dengan lap basah, kemudian letakkan dalam tepat sampah kimia. Netralkan dengan basa lemah.
1.7 Penanganan dan Penyimpanan
    Simpan di tempat yang dingin, kering dan mempunyai ventilasi yang baik, jauh dari material yang tidak cocok. Jangan lupa mencuci tangan setelah memegang.
1.8 Pengontrolan dan Perlindungan Diri
Alat bantu pernapasan
Tidak diperlukan
Perlindungan tangan
Sarung tangan yang disetujui NIOSH
Proteksi kacamata dan mata
Pelindung muka
Perlengkapan proteksi lainnya
Gunakan pakaian yang tepat untuk mencegah paparan pada kulit
1.9 Data Fisik dan Kimiawi
Tekanan uap
1 mmHg, 145,8 oC
Kepadatan uap
<0.3, 25 oC
Kelarutan dalam air
Dapat larut
Bentuk
Cairan bening
Bau
Menyengat
Persentase volume stabil
>90
1.10 Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas
Stabil
Material yang dihindari
Pengoksidasi, logam, basa
Produk dekomposisi berbahaya
Asap HCl, hidrogen, klorin, CiOx
Kondisi yang dihindari
Sentuhan dengan material yang tidak cocok
1.11 Informasi Tambahan
Kondisi yang paling buruk
    Korosif. Orang dengan memiliki gangguan kulit yang sudah ada sebelumnya, mata dan gangguan pernapasan mungkin lebih rentan terkena efek korosif.
Akut
Iritasi parah atau luka bakar pada kulit, mata, saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
Kronis
Dermatitis, erosi gigi, kerusakan mata.

2. Asam Sulfat (H2SO4)

2.1 Identifikasi
Nomor produk: C2784
Nama produk: Asam sulfat 93% persentase kekentalan
Rumus kimia: H2SO4
RTECS: WS5600000
C.A.S: CAS# 7664-93-9
Kesehatan: 3
Kemungkinan terbakar: 0
Reaktivitas: 0
2.2 Komposisi
Bahan: Asam sulfur 93% CAS# No.7664-93-9
Batas penggunaan: 3 ppm, 1 mg/m3
2.3 Pengenalan Bahaya
    Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar. Berbahaya jika teroles. Hindari uap ataupun asapnya. Gunakan dalam ventilasi cukup. Hindari kontak dengan mata, kulit atau pakaian. Cuci tangan dengan bersih setelah memegang bahan. Simpan rapat-rapat.
2.4 Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama: Panggil dokter
Kulit
    Bila terjadi kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan air paling sedikit dalam jangka waktu 15 menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Bersihkan secara menyeluruh pakaian dan sepatu sebelum digunakan lagi.
Mata
    Basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup kelopak mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
Pernapasan
    Segera cari udara segar. Jika tidak bisa bernapas, berikan pernapasan buatan, jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
Tertelan
    Berikan beberapa gelas susu atau air. Akan terjadi beberapa kali muntah, tapi jangan dipaksakan. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut orang yang tidak sadar.
2.5 Tata Cara Penanggulangan Kebakaran
Tipe pemadam kebakaran
Semua jenis pemadam
Bahaya ledakan
Dekomposisi pada kondisi panas menghasilkan banyak uap beracun
Prosedur terhadap api
    Bereaksi dengan air, melepaskan panas dan oksigen; jadi bila digunakan akan luber. Gunakan pakaian pelindung dan alat bantu pernapasan.
2.6 Tata Cara Penanggulangan Tumpahan
    Serap tumpahan dengan lap basah, kemudian letakkan dalam tepat sampah kimia. Netralkan dengan basa lemah.
2.7 Penanganan dan Penyimpanan
    Simpan di tempat yang dingin, kering dan mempunyai ventilasi yang baik, jauh dari material yang tidak cocok. Jangan lupa mencuci tangan setelah memegang bahan.
2.8 Pengontrolan dan Perlindungan Diri
Alat bantu pernapasan
Tidak diperlukan
Perlindungan tangan
Sarung tangan yang disetujui NIOSH
Proteksi kacamata dan mata
Pelindung muka
Perlengkapan proteksi lainnya
Gunakan pakaian yang tepat untuk mencegah paparan pada kulit.
2.9 Data Fisik dan Kimiawi
Tekanan uap
1 mmHg, 145.8 oC
Kepadatan uap
<0.3, 25 oC
Kelarutan dalam air
Dapat larut
Bentuk
Cairan bening
Bau
Menyengat
2.10 Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas
Stabil
Material yang dihindari
Pengoksidasi, logam, basa, amina.
Produk dekomposisi berbahaya
Sulfur oksida
Kondisi yang dihindari
Sentuhan dengan material yang tidak cocok dengan bahan
2.11 Informasi Tambahan
Kondisi yang paling buruk
    Korosif, dicurigai sebagai bahan karsinogen, bahaya fatal akibat paparan, dan bersifat menghancurkan jaringan tubuh.
Akut
    Rasa terbakar hebat pada kulit, mata atau pun saluran pernapasan, saluran pencernaan; kejang-kejang, edema pada saluran napas dan paru-paru.
Kronis
    Infeksi kulit, kerusakan pada mata, saluran pencernaan dan saluran pernapasan.

3. Asam Formiat (HCOOH)

3.1 Identifikasi
Nomor produk:  C1780
Nama produk: Asam formiat 98%
Rumus kimia: HCOOH
Kesehatan: 3
Kemungkinan terbakar: 2
Reaktivitas: 1
3.2 Komposisi
Bahan: Asam formiat 98% CAS# No.64-18-6
Batas penggunaan: 5 ppm, 9 mg/m3.
3.3 Pengenalan Bahaya
    Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar. Berbahaya jika teroles. Hindari uap ataupun asapnya. Gunakan dalam ventilasi cukup. Hindari kontak dengan mata, kulit atau pakaian. Cuci tangan dengan bersih setelah memegang bahan. Simpan rapat-rapat.
3.4 Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama: Panggil dokter
Kulit
    Bila terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15 menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Bersihkan secara menyeluruh pakaian dan sepatu sebelum digunakan lagi.
Mata
    Basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup kelopak mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
Pernapasan
    Segera cari udara segar. Jika tidak bisa bernapas, berikan pernapasan buatan, jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
Tertelan
    Berikan beberapa gelas susu atau air. Akan terjadi beberapa kali muntah, tapi jangan dipaksakan. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut orang yang tidak sadar.
3.5 Tata Cara Penanggulangan Kebakaran 
Tipe pemadam kebakaran
Karbon dioksida, bubuk kimia atau foam yang tepat.
Bahaya ledakan
Mengepulkan asap beracun bila terbakar.
Prosedur terhadap api
Perlengkapi diri dengan perangkat pernapasan, pakaian.
3.6 Tata Cara Penanggulangan Tumpahan
    Evaluasi area. Gunakan perlengkapan napas dan pakaian pelindung. Serap dengan pasir atau serbuk, dan tempatkan di dalam kontainer untuk dibuang secara aman.
3.7 Penanganan dan Penyimpanan
    Hindari dari panas dan api. Jangan mengenai mata atau kulit atau pakaian. Gunakan ventilasi yang memadai.
3.8 Pengontrolan dan Perlindungan Diri
Alat bantu pernapasan
Yang disetujui MIOSH/MISHA
Perlindungan tangan
Sarung tangan tahan bahan kimia
Proteksi kacamata dan mata
Kacamata pelindung dengan pelindung samping
Perlengkapan proteksi lainnya
Gunakan pakaian yang tepat untuk mencegah paparan pada kulit
3.9 Data Fisik dan Kimiawi
Titik didih
>100 oC
Tekanan uap
44.8 oC
Kepadatan uap
1.6
Kelarutan dalam air
Dapat larut
Bentuk
Cairan bening
Bau
Menyengat
Titik menyala
69 oC
Tingkat penguapan
0
Gravitasi yang digunakan
1.22
Persentasi penguapan
0
3.10 Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas
Stabil
Material yang dihindari
Pengoksidasi, bubuk metal, alkohol dan hidrogen
Produk dekomposisi berbahaya
Karbon dioksida dan karbon monoksida
Kondisi yang dihindari
Pengembunan
Bahaya polimerasi
Tidak akan terjadi
3.11 Informasi Tambahan
    Jika tertelan, terhisap atau terserap oleh kulit, dapat merusak selaput lendir, dan saluran pernafasan atas, mata dan kulit. Dapat juga menimbulkan efek terbakar, batuk atau bersin. Bila terkena mata, cuci dengan air selama paling sedikit 15 menit. Bila terhisap, hirup udara segar. Bila masuk mulut, cuci dengan cairan yang telah disediakan. Orang yang dalam keadaan tidak sehat lebih mudah terkena penyakit. Uap asam formiat akan memberikan rasa pedih di mata.

4. Natrium Klorida (NaCl)

4.1 Identifikasi
Kode produk: 24740011
Rumus Kimia: NaCl
Berat Molekul: 58.44 g/mol
No. CAS: 7647-14-5
EC-No.: 231-598-3
4.2 Identifikasi Bahaya
Mata
Bisa menyebabkan iritasi mata pada orang yang rentan.
Kulit
Bisa menyebabkan iritasi kulit pada orang yang rentan.
Penghirupan
Mungkin berbahaya bila terhirup
Penelanan
Bisa berbahaya apabila tertelan
Tidak ada efek karsinogenik, mutagenik, toksisitas, sensitisasi, dan efek pada organ target.
4.3 Komposisi
    Produk tidak mengandung zat yang pada konsentrasi tertentunya dianggap berbahaya bagi kesehatan.
4.4 Tata Cara Pertolongan Pertama
Kulit
    Bila terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15 menit. Jika terjadi gejala, dapatkan saran medis.
Mata
    Basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup kelopak mata beberapa kali. Jika gejala berlanjut, hubungi dokter.
Penelanan
    Jangan memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang pingsan. Jika gejala berlanjut, hubungi dokter. Jangan rangsang muntah tanpa saran medis. Pindahkan ke udara segar. Jika gejala berlanjut, hubungi dokter. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
4.5 Tata Cara Penanggulangan Kebakaran
Tipe pemadam kebakaran
Semprotan air. Karbon dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
Peralatan pelindung khusus
Kenakan alat bantu pernapasan mandiri (SCBA) dan setelah pelindung.
4.6 Tindakan terhadap Pelepasan Tak Sengaja
Tindakan pencegahan pribadi
Gunakan alat pelindung diri.
Metode pembersihan
    Rendam dengan bahan absorben inert. Cegah kebocoran atau tumpahan lebih lanjut jika aman dilakukan.
4.7 Penanganan dan Penyimpanan
Penanganan
Selalu gunakan Peralatan Pelindungan Diri yang dianjurkan. Tidak diperlukan nasihat penanganan khusus.
Penyimpanan
Simpan di tempat kering, dingin, dan berventilasi baik.
4.8 Pengendalian Paparan/Perlindungan Diri
Batas paparan
Tidak diketahui
Tindakan teknis
Pastikan ventilasi yang cukup, khususnya di area tertutup.
Perlindungan pernapasan
Jika ventilasi tidak memadai, kenakan peralatan pernapasan yang sesuai.
Perlindungan tangan
Sarung tangan yang kedap.
Perlindungan mata
Kacamata keselamatan dengan pelindung samping.
Perlindungan kulit dan tubuh
Pakaian pelindung yang ringan.
Ukuran higienis
Tangani sesuai praktik higienis dan keselamatan yang baik.
Pengendalian paparan lingkungan
Cegah produk memasuki saluran pembuangan.
4.9 Data Fisik dan Kimiawi
Bentuk
Cair
Kelarutan
Dapat larut
4.10 Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas
Stabil dalam kondisi normal.
Material yang dihindari
Tidak diketahui adanya reaksi berbahaya di bawah kondisi penggunaan normal.
Produk dekomposisi berbahaya
Tidak satu pun dalam kondisi penggunaaan normal.
4.11 Informasi Toksikologis
Toksisitas akut
Tidak berbahaya
Mata
Bisa menyebabkan iritasi mata pada yang rentan.
Kulit
Bisa menyebabkan iritasi pada yang rentan.
Penghirupan
Mungkin berbahaya bila terhirup.
Penelanan
Berbahaya

5. Tembaga(II) Sulfat (CuSO4)

5.1 Identifikasi
Nomor produk: C10446COMPONENTD
Nama produk: Tembaga(II) sulfat
Rumus kimia: CuSO4
5.2 Identifikasi Bahaya
Mata
Bisa menyebabkan iritasi mata pada yang rentan.
Kulit
Bisa menyebabkan iritasi kulit pada yang rentan.
Penghirupan
Mungkin berbahaya bila terhirup.
Penelanan
Bisa berbahaya bila tertelan.
    Tidak memiliki efek karsinogenik, mutagenik, toksisitas reproduktif, dan sensitisasi. Tak terdapat pula efek organ terget pada kondisi penggunaan normal.
5.3 Pengenalan Bahaya
    Produk tidak menganduk zat yang pada konsentrasi tertentunya, dianggap berbahaya bagi kesehatan. Kami merekomendasikan penanganan semua bahan kimia dengan hati-hati.
5.4 Tata Cara Pertolongan Pertama
Kulit
    Bila terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15 menit. Jika terjadi gejala, dapatkan saran medis.
Mata
    Basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup kelopak mata beberapa kali. Jika gejala berlanjut, hubungi dokter.
Penelanan
    Jangan memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang pingsan. Jika gejala berlanjut, hubungi dokter. Jangan rangsang muntah tanpa saran medis. Pindahkan ke udara segar. Jika gejala berlanjut, hubungi dokter. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
Catatan bagi dokter
Rawat sesuai gejalanya.
Tipe pemadam kebakaran
Semprotan air. Karbon dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
Peralatan pelindung khusus
Kenakan alat bantu pernapasan mandiri (SCBA) dan setelah pelindung.
5.5 Tindakan terhadap Pelepasan Tak Sengaja
Tindakan pencegahan pribadi
Gunakan alat pelindung diri.
Metode pembersihan
    Rendam dengan bahan absorben inert. Cegah kebocoran atau tumpahan lebih lanjut jika aman dilakukan.
5.6 Penanganan dan Penyimpanan
Penanganan
Selalu gunakan Peralatan Pelindungan Diri yang dianjurkan.
Penyimpanan
Simpan di tempat kering, dingin, dan berventilasi baik.
5.7 Pengendalian Paparan/Perlindungan Diri
Batas paparan
Tidak diketahui
Tindakan teknis
Pastikan ventilasi yang cukup, khususnya di area tertutup.
Perlindungan pernapasan
Jika ventilasi tidak memadai, kenakan peralatan pernapasan yang sesuai.
Perlindungan tangan
Sarung tangan yang kedap.
Perlindungan mata
Kacamata keselamatan dengan pelindung samping.
Perlindungan kulit dan tubuh
Pakaian pelindung yang ringan.
Ukuran higienis
Tangani sesuai praktik higienis dan keselamatan yang baik
Pengendalian paparan lingkungan
Cegah produk memasuki saluran pembuangan.
5.8 Data Fisik dan Kimiawi
Bentuk
Cair
Kelarutan
Dapat larut
5.9 Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas
Stabil dalam kondisi normal.
Material yang dihindari
Tidak diketahui adanya reaksi berbahaya di bawah kondisi penggunaan normal.
Produk dekomposisi berbahaya
Tidak satu pun dalam kondisi penggunaaan normal.
Polimerisasi
Polimerisasi berbahaya tidak terjadi.
5.10 Informasi Toksikologis
Toksisitas akut
Tidak berbahaya
Mata
Bisa menyebabkan iritasi mata pada yang rentan.
Kulit
Bisa menyebabkan iritasi pada yang rentan.
Penghirupan
Mungkin berbahaya bila terhirup.
Penelanan
Berbahaya

ALAT-ALAT LABORATORIUM

1. Gelas Kimia
beaker glass, alat laboratorium
Gelas Kimia
    Gelas kimia berfungsi sebagai penampung. Bentuknya silinder dengan alas yang datar serta terbuat dari kaca borosilikat atau plastik. Biasanya digunakan untuk mencegah korosi, juga untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau hilangnya cairan. Ukuran gelas kimia adalah bervariasi, yakni mulai dari 25 ml sampai 500 ml.

2. Erlenmeyer
alat laboratorium
Erlenmeyer
    Erlenmeyer berfungsi untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan. Berbentuk kerucut dengan leher silinder dengan dasar yang datar.

Tabung Reaksi
reaction tube, alat laboratorium
Tabung Reaksi
    Tabung reaksi berfungsi untuk mencampur, menampung dan memanaskan bahan-bahan kimia cair maupun padat. Terbuat dari bahan kaca atau plastik yang tersedia dalam berbagai variasi ukuran.

Pipet Volume
volumetric pipette, alat laboratorium
Pipet Volume
    Pada bagian tengah pipet volume, terdapat bagian yang menggelembung yang berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume yang tepat dan sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang terdapat pada bagian tersebut.

Pipet Tetes
pipette dropper, alat laboratorium
Gambar 15. Pipet Tetes
    Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan cairan dalam jumlah yang sangat kecil, yakni beupa tetesan. Pipa pada pipet tetes terbuat dari kaca dan ditutupi oleh karet di bagian atasnya.

Pipet Ukur
measuring pipette, alat laboratorium
Pipet Ukur
    Pipet ukur berfungsi untuk memindahkan larutan secara terukur dalam satuan volume. Pada pipet yang terbuat dari kaca, terdapat skala yang menunjukkan volume tersebut dengan volume terbesar yakni 50 ml.

Gelas Ukur
measuring cylinder, alat laboratorium
Gelas Ukur
    Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan dalam ukuran 10 ml sampai 2 liter. Gelas ukur berbentuk pipa dan umumnya terbuat dari bahan plastik (polipropilen) yang dilengkapi dengan bagian bawah yang lebar sebagai kaki untuk menjaga kestabilan gelas ukur.

REFERENSI ARTIKEL

Fatchiyah, 2011, Pengenalan dan Pelabelan Bahan Kemikalia Berbahaya, Dosis untuk Hewan Coba, dan Symbol di Laboratorium, Malang, Universitas Brawijaya.

Rahayu, Suparni dan Sari, 2008, Kimia Industri 2, Jakarta, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Widhy, Purwanti, 2009, Alat dan Bahan Kimia dalam Laboratorium IPA, Yogyakarta.

0 Comment:

Post a Comment

/>